Kandungan dan Manfaat buah atap -
Buah atap atau kebanyakan masyarakat Indonesia biasa menyebutnya dengan kolang kaling memiliki rasa yang sangat
menyegarkan. Dan biasanya dibuat sebagai
campuran minuman es yang menyegarkan. Kolang kaling dibuat dari biji pohon aren yang berbentuk pipih dan
bergetah. Buah ini tidak hanya
menyegarkan karena mengandung banyak air. Kolang kaling ternyata juga mengandung protein , karbohidrat,dan serat yang
bermanfaat bagi tubuh. Selain memiliki rasa yang menyegarkan, mengkonsumsi
kolang kaling juga membantu memperlancar kerja saluran pencernaan
manusia.
Cara membuat kolang-kaling biasanya dengan cara
membakar buah aren sampai hangus, kemudian diambil bijinya untuk direbus selama
beberapa jam. Biji yang sudah direbus tersebut kemudian difermentasikan
dengan cara direndam dalam larutan air kapur selama beberapa hari. Setelah itu kolang
kaling yang sudah siap dicuci hingga bersih, dan kolang kaling pun siap untuk
dikonsumsi.
Kandungan Gizi Buah Atap (Kolang - Kaling)
Buah Kolang kaling kaya akan serat dan
mineral. Setiap 100 gram kolang-kaling mengandung energi 27 kkal,
protein 0,4 g, lemak 0,2 g, karbohidrat 6 g, serat 1,6 g, kalsium 91 mg, fosfor
243 mg dan zat besi 0,5 mg. Tingginya kandungan mineral seperti kalsium, besi
dan fosfor akan menjaga tubuh tetap bugar dan sehat. Buah yang dalam bahasa
Belanda disebut glibbertjes ini juga mengandung kadar air yang cukup tinggi, yaitu dapat mencapai 93,8 g setiap 100 gram.
Kandungan itulah yang membuat orang yang
mengonsumsi kolang-kaling cepat merasa kenyang, nafsu makan pun menjadi
menurun. Untuk itu, kolang-kaling cocok untuk orang yang sedang menjalani diet.
Kandungan air dan serat pada kolang kaling juga bisa menyegarkan tubuh, serta
memperlancar metabolisme tubuh.
Kandungan Gizi
Kolang Kaling per 100 gr
|
Jumlah per Porsi
|
Kalori 44
|
dari Lemak 2.70
|
|
% Nilai
harian*
|
Total Lemak 0.30 g
|
0.5 %
|
Lemak Jenuh 0.100 g
|
0.5 %
|
Kolesterol 0 mg
|
0.0 %
|
Sodium 0 mg
|
0.0 %
|
Total
Karbohidrat 11.50 g
|
3.8 %
|
Diet Serat 2.0 g
|
8.0 %
|
Protein 0.20 g
|
0.4 %
|
|
Vitamin C
|
8.3 %
|
Vitamin B1 Thiamin
|
1.3 %
|
Vitamin B2 Riboflavin
|
0.6 %
|
Vitamin B3 Niasin
|
0.5 %
|
Vitamin B5 Asam Pantotenat acid
|
0.5 %
|
Vitamin B6
|
2.0 %
|
Kalsium
|
0.5 %
|
Besi
|
1.1 %
|
Kalium
|
2.5 %
|
Fosfor
|
0.5 %
|
Magnesium
|
1.0 %
|
Tembaga
|
1.5 %
|
Mangan
|
2.0 %
|
C Sistein
|
0.4 %
|
F Fenilalanin
|
0.5 %
|
I Isoleusin
|
0.4 %
|
K Lisin
|
0.4 %
|
L Leusin
|
0.3 %
|
M Metionin
|
0.4 %
|
T Treonin
|
0.5 %
|
Tirosin
|
0.3 %
|
V Valin
|
0.4 %
|
W Triptofan
|
0.7 %
|
* Nilai Persen harian berdasarkan diet
2.000 kalori. Nilai harian Anda mungkin lebih tinggi atau lebih rendah
tergantung pada kebutuhan kalori Anda.
|
Jumlah total lemak
|
Kurang dari 65g
|
Lemak jenuh
|
Kurang dari 20g
|
Kolesterol
|
Kurang dari 300mg
|
Sodium
|
Kurang dari 2,400mg
|
Jumlah Karbohidrat
|
300g
|
Diet Serat
|
25g
|
Manfaat Buah Atap (Kolang-kaling)
Buah ini sebetulnya hanya merupakan
protein albumin yang dibutuhkan benih pohon aren sebagai persediaan makanan.
Buah yang tinggi kadar airnya ini, diambil dari biji buah aren yang berbentuk
lonjong pipih, bergetah dan bikin gatal.
Aren merupakan tumbuhan berbiji tertutup, di mana biji buahnya terbungkus
daging buah. Tanaman ini tumbuh dari mulai Indo-China ke selatan sampai
Asia Tenggara dan tumbuh liar, serta dibudayakan orang.
Pohon aren banyak terdapat hampir di seluruh wilayah Indonesia. Biasanya tumbuh
di daerah yang memiliki ketinggian 250 ñ 1.000 meter di atas permukaan laut.
Tanaman ini hampir mirip dengan pohon kelapa. Perbedaannya, jika pohon kelapa
batang pohonnya bersih, sedangkan batang pohon aren sangat kotor. Batang pohon
aren terbalut ijuk yang warnanya hitam dan sangat kuat, sehingga pelepah daun
yang sudah tua sekalipun sulit diambil dari batangnya.
Semua bagian pohon aren dapat diambil manfaatnya, mulai dari akar (untuk obat
tradisional), batang (untuk berbagai macam peralatan dan bangunan, daun muda
(janur) untuk pembungkus kertas rokok, dan ijuk banyak digunakan untuk
pembuatan keset sepatu atau sapu.
Hasil produksinya juga dapat dimanfaatkan, misalnya buah aren muda digunakan
untuk pembuatan kolang-kaling, air niranya untuk bahan pembuatan gula merah
atau gula aren, cuka dan tepung dalam batang dapat digunakan sebagai bahan
pembuatan berbagai makanan.
Ditinjau dari sudut gizi, buah bertekstur kenyal dan berwarna putih bening ini
sebenarnya tidak memiliki kandungan nutrisi yang luar biasa. Meskipun demikian,
bukan berarti kolang-kaling tidak memiliki manfaat sama sekali. Buah ini
memberikan keuntungan bagi tubuh, yaitu membantu
kelancaran saat buang air besar atau memperlancar saluran cerna.
Dalam 100 gram kolang-kaling terkandung 0,69 gram protein, karbohidratnya
sekitar 4,0 gram, kadar abunya 1 gram dan serat kasarnya 0,95 gram. Sementara
kadar air kolang-kaling relatif sangat tinggi, yakni mencapai 94%, sehingga
kolang-kaling terasa segar saat dikonsumsi.
Kadar gelatinnya yang dimilikinya juga cukup tinggi, sehingga memiliki manfaat
antara lain membantu mempercepat rasa
kenyang, menghentikan nafsu
makan dan mengakibatkan konsumsi makanan jadi menurun.
Namun, karena kolang kaling tersebut seringkali diolah dalam bentuk manisan,
maka perlu diwaspadai konsumsinya bagi yang diet gula, karena kadar gula cukup tinggi.
Di samping protein dan terutama kadar air yang tinggi, kandungan serat yang
dimilikinya cukup besar, maka tak heran bila buah ini memiliki tekstur yang
cukup kenyal. Kandungan serat yang relatif tinggi inilah yang menjadikan
kolang-kaling sarat manfaat bagi
kesehatan tubuh bila mengonsumsinya dengan cukup dan teratur.
Salah satu bukti paling jelas manfaat serat adalah pada penanganan konstipasi
(sembelit). Serat buah ini mencegah dan mengurangi konstipasi, karena ia
menyerap air ketika ia melewati saluran pencernakan, sehingga meningkatkan
ukuran feses.
Akan tetapi jika asupan air rendah, serat justru akan memperparah konspitasi,
bahkan dapat menyebabkan gangguan pada usus besar. Tumbuhan dua gelas air dari
kebutuhan enam gelas air per hari diperlukan untuk mengimbangi peningkatan
konsumsi serat.
Sebenarnya peran utama serat dalam makanan adalah pada kemampuannya mengikat
air, selulosa dan pektin. Dengan adanya serat, membantu mempercepart sisa-sisa
makanan melalui saluran pencernakan untuk diekskresikan ke luar.
Tanpa bantuan serat, feses dengan kandungan air rendah akan lebih lama tinggal
dalam saluran usus dan mengalami kesulitan melalui usus untuk dapat
diekskresikan ke luar, karena gerakan-gerakan peristatik usus besar menjadi
lebih lamban.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) merekomendasikan konsumsi
serat untuk hidup sehat adalah 25 gram serat makanan untuk konsumsi energi
sebesar 2.000 kalori dan sebesar 30 gram untuk konsumsi energi sebesar 2.500
kalori bagi orang dewasa.
Pertanyaannya, sudah cukupkah asupan serat kita selama ini ?. kalau kurang,
saatnya kita mulai giat mengonsumsi kolang-kaling di sela-sela buka puasa.
Fakta ilmiah membuktikan, pangan yang berserat tinggi memiliki efek yang lebih
menguntungkan daripada serat suplemen dalam pencegahan dan penanganan penyakit
kronis.
Walaupun sejumlah jenis suplemen serat dapat berperan dalam penanganan penyakit
tertentu (konstipasi kronik dan diabetes). Para ahli medis menganjurkan untuk
mengonsumsi pangan sumber serat dan seimbang daripada mengonsumsi suplemen
serat.
Makanan sehat yang baik dikonsumsi saat berbuka puasa adalah makanan yang
mengandung cukup serat, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan dan
umbi-umbian. Kolang-kaling merupakan santapan berbuka puasa yang sarat manfaat,
karena mengandung serat yang cukup.
Nah, meskipun secara tidak sadar dimaksudkan untuk diet, dengan mengkonsumsi
kolang-kaling secara rutin, terutama selama bulan puasa ini, sudah merupakan
diet yang gampang sekaligus menyehatkan.